Pengantar Statistika
Pengantar Statistika. Globalisasi
adalah suatu proses di mana antar individu, antar komunitas, dan antar
bangsa saling berinteraksi, dan memengaruhi satu sama lain. Interaksi
atau hubungan antar komunitas tersebut terjadi di semua bidang
kehidupan, seperti bidang pendidikan, kesehatan, perdagangan, pertanian,
dan sebagainya, dan dari interaksi tersebut diperoleh data terkait.
Misal di bidang pertanian diperoleh data tentang banyaknya produksi
pertanian, banyaknya pupuk dan insektisida yang dibutuhkan, luas lahan
pertanian dan sebagaianya, di bidang kesehatan diperoleh data tentang
wilayah penyebaran suatu penyakit, banyaknya obat-obatan yang
dibutuhkan, banyaknya orang yang terjangkiti penyakit terstentu dan
sebagainya. Data-data yang diperoleh tersebut akan bermakna dan mudah
dipahami dengan baik oleh semua orang apabila disajikan dengan baik.
Berkaitan dengan hal itu, marilah kita pelajari cara pengolahan dan
penyajian data dengan benar.
1. Pengertian Statistik
Kata
statistik berasal dari bahasa Latin, yaitu status yang berarti negara.
Pada mulanya, statistik hanya digunakan untuk menggambarkan keadaan dan
menyelesaikan masalah kenegaraan seperti: banyaknya penduduk, pembayaran
pajak, gaji pegawai, dan lain sebagainya. Seiring dengan perkembangan
zaman, statistik mencakup hal-hal yang lebih luas. Cakupan statistik
tidak hanya bertumpu pada angka-angka untuk pemerintahan saja, tetapi
telah mengambil bagian di berbagai bidang kehidupan, termasuk kegiatan
berbagai bidang penelitian, seperti pendidikan, psikologi, ekonomi,
pertanian, sosial, dan sains.
Dalam
kamus bahasa Inggris dijumpai kata statistics dan kata statistic. Kedua
kata itu mempunyai arti yang berbeda. Kata statistics artinya ilmu
statistik (statistika), sedang kata statistic diartikan sebagai ”ukuran
yang diperoleh atau berasal dari sampel,” sedangkan ukuran yang
diperoleh atau berasal dari populasi disebut parameter.
Ditinjau
dari segi terminologi, secara sempit menurut Sudjana (1996: 21)
statistik diartikan sebagai kumpulan data, bilangan maupun non-bilangan
yang disusun dalam tabel dan atau diagram, yang melukiskan atau
menggambarkan suatu persoalan. Contoh: Statistik penduduk, yang berarti
keterangan mengenai penduduk berupa angka-angka yang menyatakan jumlah
penduduk dan rata-rata umur penduduk.
Sedangkan
statistika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara
pengumpulan, penyajian, pengolahan, analisis data dan penarikan
kesimpulan.
2. Pengertian Data
Data
adalah bentuk jamak dari datum. Data merupakan keterangan-keterangan
tentang suatu hal, dapat berupa angka atau keterangan. Data merupakan
kumpulan fakta atau angka atau segala sesuatu yang dapat dipercaya
kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai dasar menarik suatu
kesimpulan. Data dapat dijumpai di berbagai tempat. Misalnya di surat
kabar yang terbit setiap hari, akan dijumpai berbagai informasi mengenai
harga sekuritas, komoditas dagangan, kurs mata uang asing, tingkat
inflasi yang melanda suatu negara, nilai ujian nasional SMA se Provinsi
Jawa Timur, nilai hasil tes formatif dalam bidang matematika di SDN 1
Jakarta, prestasi belajar siswa dalam Ujian Nasional dalam mata
pelajaran IPA, dan sebagainya.
Syarat
data yang baik adalah (a) Data harus objektif (sesuai dengan keadaan
sebenarnya), (b) Data harus representative, (c) Data harus up to date,
dan (d) Data harus relevan dengan masalah yang akan dipecahkan.
Ditinjau
dari sifat susunan bagian-bagiannya, data dibedakan menjadi data
tunggal dan data kelompok. Data tunggal ialah data statistik yang
masing-masing angkanya merupakan satu unit (satu kesatuan). Sedangkan
data kelompok ialah data statistik yang tiap-tiap unitnya terdiri dari
sekelompok angka.
3. Penyajian Data
Pengolahan
data dimaksudkan sebagai proses untuk memperoleh data ringkasan dari
data mentah dengan menggunakan cara atau rumus tertentu. Data ringkasan
yang diperoleh dari pengolahan data itu dapat berupa jumlah (total),
rata-rata, persentase, dan sebagainya.
Data
yang sudah diolah, agar mudah dibaca dan dimengerti oleh orang lain
atau pengambil keputusan, perlu disajikan ke dalam bentuk-bentuk
tertentu. Penyajian data memiliki fungsi antara lain: (1) menunjukkan
perkembangan suatu keadaan, dan (2) mengadakan perbandingan pada suatu
waktu. Data statistik dapat disajikan dalam bentuk tabel atau daftar,
grafik atau diagram. Ada bermacam-macam tabel seperti tabel baris dan
kolom, tabel distribusi, tabel kontigensi dan sebagainya. Sedangkan
macam-macam diagram atau grafik antara lain diagram batang, diagram
garis, diagram lambang, diagram pastel dan diagram pencar.
a. Daftar Baris dan Kolom
Skema daftar baris dan kolom, secara garis besar dinyatakan dengan daftar Tabel 2.3.1 berikut.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_E0Q2CSZUc6cc1C9FbAI2HP-XBLawwq4dWQUVf2_H2HV6V0NqIeHlP41gE3xh_9YjXm03o93i6i5SEOA72uCC__9qgx07-GyO_f4VM7EJT2a-Tv8_lYxWNYYu2Ln3pYfXC-Up7IXhd5vb/s1600/tabel.png)
b. Diagram Lingkaran
Diagram
lingkaran adalah diagram yang digunakan untuk menyajikan data dalam
bentuk daerah lingkaran, sedangkan bagian-bagiannya dinyatakan dalam
bentuk juring atau sektor. Diagram lingkaran dapat digunakan untuk
menyajikan data yang terdiri atas beberapa kategori. Dalam diagram
lingkaran, data keseluruhan dinyatakan dengan daerah lingkaran sedangkan
data masing-masing kategori dinyatakan dalam bentuk juring-juring
lingkaran yang luasnya sebanding dengan banyaknya data yang
bersangkutan.
Langkah-langkah untuk membuat diagram lingkaran, diuraikan sebagai berikut:
- Gambarkan sebuah lingkaran dengan menggunakan jangka untuk menyatakan keseluruhan data.
- Bagilah
lingkaran tersebut menjadi beberapa juring/sektor, untuk menyatakan
data masing-masing kategori. Besar sudut masing-masing juring lingkaran
ditentukan dengan rumus berikut. Besar sudut juring data kategori x =
Banyaknya data kategori x x 360 °Banyaknya seluruh data - Masukkan data masing-masing kategori ke dalam juring lingkaran yang bersesuaian (sebaiknya disusun sesuai urutan kategori data dan searah jarum jam, dengan kategori pertama dimulai dari juring kanan atas yang batas kirinya garis vertikal).
- Namai kategori data pada masing-masing juring lingkaran dan tuliskan banyaknya data yang bersesuaian dalam bentuk persen. Untuk menyatakan banyaknya data masing-masing kategori dalam bentuk persen digunakan rumus berikut
Persentase banyaknya data kategori x =
| Banyaknya data kategori x |
x 100 %
|
Banyaknya seluruh data |
Contoh 4.1
Banyaknya
siswa di suatu sekolah dasar adalah 250 siswa. Diketahui siswa yang
gemar tenis meja sebanyak 25 siswa, pencak silat sebanyak 20 anak, judo
sebanyak 45 siswa, bola volley sebanyak 50 siswa, sepak bola sebanyak
100 siswa dan sisanya gemar olah raga renang. Nyatakan data kegemaran
siswa tersebut dalam bentuk diagram lingkaran.
Pembahasan:
Dengan menggunakan rumus tersebut di atas diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Untuk kategori tenis meja.
Besar sudut juring =
| Banyaknya data |
x 360 °
|
Banyaknya seluruh data |
Besar sudut juring =
|
25
|
x 360°= 36°
|
250
|
Persentase =
|
25
|
x 100% = 10%
|
250
|
2) Untuk kategori pencak silat
Besar sudut juring =
| Banyaknya data |
x 360 °
|
Banyaknya seluruh data |
Besar sudut juring =
|
20
|
x 360°= 28,8°
|
250
|
Persentase =
|
25
|
x 100%= 8%
|
250
|
tertuang dalam Tabel 2.3.2 berikut:
Kategori
|
Banyaknya
|
Persentase
|
Sudut
|
Tenis meja |
25
|
10
|
360
|
Pencak silat |
20
|
8
|
28.80
|
Judo |
45
|
18
|
64.80
|
Volley |
50
|
20
|
720
|
Sepak bola |
100
|
40
|
1440
|
Renang |
10
|
4
|
14.40
|
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVQZVnI9IoSJfxJ0lxHlZTWiWca6y6GMxzkmWh1QjLjwhTG2xWg_MA85xhyphenhyphenYS-LqcL4aU5q2pXi5PtWGh_neC0vFoGqcB4BjtUDMm9NFlSFrcFS1rD2qIU_3MrPE9Stp1_fSFe1a6P8NZK/s1600/diagram.png)
Diagram
batang adalah diagram yang digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk
batangan-batangan. Data yang berbentuk kategori atau nominal sangat
sesuai apabila disajikan dalam bentuk diagram batang. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam membuat diagram batang sebagai berikut:
- Membuat sumbu mendatar dan sumbu tegak yang saling tegak lurus. Sumbu mendatar disebut sumbu X, sedangkan sumbu tegak disebut sumbu Y. Sumbu mendatar dibagi menjadi beberapa bagian dengan skala yang sama, demikian juga pada sumbu tegaknya, tetapi antara sumbu mendatar dan sumbu vertikal skalanya tidak perlu sama.
- Jika batangan-batangan dibuat vertikal, maka sumbu mendatar menyatakan kategori atau waktu, sedangkan sumbu vertikal menyatakan frekuensi atau banyaknya data. Sebaliknya jika batangan-batangan dibuat mendatar, maka sumbu mendatar menyatakan frekuensi atau banyaknya data, sedangkan sumbu vertikal menyatakan kategori atau waktu.
- Nama atau judul diagram ditulis dibagian atas diagram dan ditempatkan pada bagian tengah, dinyatakan dalam bahasa yang singkat dan jelas, sehingga orang akan dapat memahami dengan mudah apa yang dimaksud dalam diagram itu.
- Antara batang yang satu dengan batang yang lain dibuat secara terpisah.
Contoh 4.2
Banyaknya
siswa di Sekolah Dasar Negeri Suka Berprestasi adalah 225 siswa.
Diketahui banyaknya siswa kelas I sebanyak 25 siswa, kelas II sebanyak
30 siswa, kelas III sebanyak 45 siswa, kelas IV sebanyak 50 siswa, kelas
V sebanyak 35 siswa dan kelas VI sebanyak 40 siswa. Nyatakan data
banyaknya SD tersebut dalam bentuk diagram batang.
Pembahasan:
Pembahasan:
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRFdl9hn4wQmJN6E2Erd9FYhNpNC-drI4WpkOdP-GM-581o5WjjKP4kL4ksqzbX70niSkEyyVYSANKlCX7O8fAxkh3rSsM7Il4cDDaNGtmacxWzW8_tMQpPOenHcuotd7mpUNyWBqcyaZj/s1600/sd_suka.png)
d. Diagram Garis
Diagram
garis digunakan untuk menyajikan data yang berkesinambungan (kontinu),
seperti data pertumbuhan tinggi pohon dari minggu ke minggu, data
perkembangan siswa sekolah dasar dari tahun ke tahun, data pertumbuhan
tinggi badan anak dari tahun ke tahun dan sebagainya. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam membuat diagram garis yaitu:
- Membuat sumbu mendatar dan sumbu tegak yang saling tegak lurus. Sumbu mendatar disebut sumbu X dan sumbu tegak disebut sumbu Y. Sumbu mendatar dibagi menjadi beberapa bagian dengan skala yang sama, demikian juga pada sumbu tegaknya, tetapi antara sumbu mendatar dan sumbu vertikal skalanya tidak perlu sama.
- Sumbu mendatar pada umumnya menyatakan waktu, sedangkan sumbu vertikal menyatakan frekuensi atau banyaknya data.
- Gambarkan titik-titik diagram koordinat sesuai dengan waktu dan frekuensi data yang bersesuaian.
- Hubungkan titik-titik yang diperoleh pada langkah c) dengan ruas-ruas garis, maka diperoleh diagram garis yang bersesuaian dengan data yang disajikan.
- Nama atau judul diagram garis ditulis dibagian atas diagram dan ditempatkan pada bagian tengah, dinyatakan dalam bahasa yang singkat dan jelas, sehingga orang akan dapat memahami dengan mudah apa yang dimaksud dalam diagram itu.
Contoh 4.3
Seorang
anak lahir pada tahun 2007 dengan tinggi badan 50 cm. Pertumbuhan
tinggi badan anak tersebut dari tahun ke tahun dinyatakan dalam tabel
2.3.3 berikut:
Tahun
|
Tinggi (cm)
|
2007
|
50
|
2008
|
60
|
2009
|
75
|
2010
|
85
|
2011
|
90
|
2012
|
110
|
Nyatakan pertumbuhan tinggi badan anak tersebut dalam bentuk diagram garis.
Pembahasan:
Berdasarkan
tabel 2.3.3 di atas dan dengan memperhatikan langkah-langkah pembuatan
diagram garis seperti diuraikan di atas, diperoleh diagram garis sebagai
berikut.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsyMw-IJJ06ixq3w0OsyBL-UwPKyXae3TPlJdT5Uf3bMotvTOzWKbHZ38Dkeqn_QSigp76IpP6r4Pv4uOlvJJKWza6PpVkYe9tM7dSm7GvTrfTrFz0qdDiuW5KHv5dwTNTMbvWh2_lTtNb/s1600/tinggi_badan.png)
e. Diagram Lambang
Diagram
lambang digunakan untuk memperoleh gambaran kasar mengenai suatu
peristiwa/kejadian. Pada diagram lambang, lambang yang digunakan sama
dengan peristiwa yang akan dipaparkan. Sebagai contoh peristiwa yang
akan dipaparkan adalah banyaknya penjualan mobil dari tahun ke tahun,
maka lambang yang digunakan adalah gambar mobil. Satu lambang tertentu
menyatakan banyaknya data yang sesuai dengan lambang yang digunakan.
Keuntungan dari diagram lambang yaitu dapat menghindari
kekeliruan/kesalahan penafsiran peristiwa yang dipaparkan, karena
menggunakan lambang/simbol dari data sebenarnya, sedangkan kelemahan
diagram lambang yaitu sulit untuk menggambarkan bagian lambang yang
menyatakan kelipatan pecahan dari banyaknya data yang dinyatakan oleh
satu lambang utuh.
Contoh 4.4
Banyaknya
mobil sedan merek tertentu yang berhasil dijual sejak tahun 2008 hingga
tahun 2012 dinyatakan dalam tabel 2.3.4 berikut:
Tahun
|
Banyaknya Mobil
|
2008
|
3.000
|
2009
|
2.000
|
2010
|
4.000
|
2011
|
3.000
|
2012
|
110
|
Nyatakan hasil penjumlahan mobil tersebut dalam bentuk diagram lambang.
Pembahasan:
Pembahasan:
Tahun
|
Banyaknya Penjualan Mobil
|
2008
| ![]() |
2009
| ![]() ![]() ![]() |
2010
| ![]() ![]() |
2011
| ![]() ![]() ![]() ![]() |
2012
| ![]() ![]() ![]() |
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgObiIC4usPjFS-VCBtJYRxccNJ7K5iM-gTwoiW2MBK9shBc2bg5ABjhWmHpgsDQn1uPg1ZowCJ8nlIKWQl0qIZm855xdROtu57WbciyKown1mzEuy03RGE6EvFfd8zYfww-JJa3Aym42eV/s1600/mobil.png)
4. Ukuran Tendensi Sentral (Ukuran Gejala Memusat)
Salah
satu tugas guru dalam pembelajaran yaitu melakukan pengamatan dan
pengukuran terhadap hasil belajar siswa. Hasil pengamatan dan pengukuran
tersebut berupa data yang nilainya bervariasi, oleh karena itu untuk
melihat ke arah mana sekumpulan data memusat dan bagaimana data menyebar
di sekitar ukuran pemusatan tersebut diperlukan suatu ukuran, yang
disebut ukuran tendensi sentral (ukuran gejala memusat). Jenis-jenis
ukuran gejala memusat, antara lain rata-rata (mean), median dan modus.
a. Rata-rata (Mean)
Rata-rata
(mean) merupakan ukuran gejala memusat data yang paling sering
digunakan, karena mudah dimengerti dan perhitungannya pun mudah. Mean
yang dihitung dari data sampel disimbolkan dengan x̄ (dibaca X-bar), dan apabila dihitung dari data populasi atau sebagai parameter populasi disimbolkan dengan μ (dibaca myu).
b. Rata-rata data tunggal
Misal diketahui n buah data, yaitu x1, x1,....xn , maka rata-rata data tersebut dapat dihitung dengan rumus:
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2IbpbkqBt0xPGrX7H31vZKybaYECiG-bSW2nOMP5OL9U-hyNp9HLXIrIpEfAK1iCQ9Z0cUlT-BTdV2T5jc7XWYs0nj5E0WypyCXRLMNUi9tANo86CUC5E8X9q7DgIJh3umsjn5LBHw6wc/s1600/rata-rata.png)
c. Rata-rata data tunggal berbobot
Misal diketahui sekumpulan data dengan nilai-nilai x1, x1,....xn masing-masing memiliki frekuensi f1, f1,....fn , maka rata-rata data tersebut dapat dihitung dengan rumus:
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVkkJiK1EKmQnIP_9F64iCCfeYN-__MXXkJwfnh8-uLbwMO8FpzMfrl3R49IHs-l554TmQnVBDZiHnjCWw1vmM2UVb6ypFHak2NUFGSYxF1iIPODESn9sBxJjlNOhj4cS8VAhXonJwJaNv/s1600/berbobot.png)
Contoh 4.5
Budi
mengikuti ulangan matematika sebanyak 6 kali, rata-rata dari lima
ulangan pertama sebesar 5,5. Agar memenuhi nilai KKM yaitu 6, berapa
nilai ulangan yang keenam?
Pembahasan:
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4oM3FZZ86HkBzXbQa0ioEJzRvZ_zOBsOxb_P63D0LuXa7GoFDCRx6X6Yxcy8HWzsYKle-oSnXuS-AkUuQbH1PRT6a2TkYC4hnlv9ffT3XlifF2Fg7K_8-GqOqlCKIBxUQUEWCQgcyApWY/s1600/kkm.png)
Contoh 4.6
Misal
dalam suatu sekolah terdiri atas 5 kelas paralel. Pada ulangan mata
pelajaran matematika diperoleh hasil sbb: rata-rata kelas A sebesar 6
dengan jumlah siswa 30, rata-rata kelas B sebesar 5,5 dengan jumlah
siswa 40, rata-rata kelas C sebesar 6,5 dengan jumlah siswa 32,
rata-rata kelas D sebesar 7 dengan jumlah siswa 25, dan rata-rata kelas E
sebesar 6 dengan jumlah siswa 40. Tentukan rata-rata nilai ulangan
matematika sekolah tersebut.
Pembahasan:
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjt-nrzmBxs6ETAghT3_l1gvpiUlbSd08lIgNpxxeZHKiAJRDPR5-t4uygHsM-OkvxtuhOr3SfVrw6ruqsYwiDq7S56jKjNB4hcp54ocjes5bruZbvtNAocHyfrpSoc6hPeqYObaRXT0eow/s1600/kkm1.png)
d. Median
Median
adalah data yang letaknya di tengah tengah setelah data diurutkan.
Median disimbolkan dengan Me atau Md. Untuk data tunggal, median
ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Urutkan data dari terkecil hingga data terbesar.
2) Tentukan letak mediannya, yaitu
a) Jika banyaknya data ganjil, maka letak Me = data ke 1/2 (n +1) .
b) Jika banyaknya data genap, maka letak
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWVHmlj6TGk_VoEUPTfXcSaMY9f2bGXKLp8XfQ21cbEHfj9TX3VTcj3p0VljCPH38LbZjvzjE3n3-8_iE7xZqb0Y2O0Ocdiw1oDr0cq-OZKOzStPwRg5N_JTjSCO4ngC_7C9fLZ6fUt4VW/s1600/me.png)
3) Tentukan nilai mediannya.
Contoh 4.7
Tentukan median dari data berikut 7, 6, 8, 5, 4, 8, 9, 10, 7.
Pembahasan:
Setelah data diurutkan diperoleh: 4, 5, 6, 7, 7, 8, 8, 9, 10, dan banyaknya data Me = data ke 1/2 (n +1) = data ke 5 yaitu 7.
e. Modus
Modus
adalah nilai yang paling sering muncul pada sekumpulan data. Modus
disimbolkan dengan Mo. Sekumpulan data kemungkinan-kemungkinannya adalah
tidak mempunyai modus, mempunyai satu modus (disebut unimodal),
mempunyai dua modus (bimodal), atau mempunyai lebih dari dua modus
(multimodal). Cara mencari modus dibedakan antara data tunggal dan data
berkelompok. Berikut diberikan contoh-contoh untuk modus data tunggal.
Contoh 4.8
- Diketahui data 5, 4, 6, 7, 5, 6, 5, 7, 5, 4. Modus data tersebut adalah 5.
- Diketahui data 5, 4, 6, 7, 5, 6, 5, 7, 5, 4, 6, 7, 6. Modus data tersebut adalah 5 dan 6.
- Diketahui data 5, 4, 6, 7, 5, 4, 5, 7, 4, 6, 7, 6. Modus data tersebut adalah tidak ada, sebab semua data frekuensi kemunculannya sama.
makasih bahannya bisa menambah pengetahuan
ReplyDelete