Manajemen berbasis
sekolah merupakan terjemahan dari “school-
based management”. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memberikan otonomi
luas pada tingkat sekolah ( pelibatan masyarakat ) dalam kerangka kebijakan
pendidikan nasional.
2. MBS menurut para ahli
Jawab :
§ Menurut Eman Suparman,
seperti yang dikutip oleh Mulyono dalam Sri Minarti (2011:50) mendefinisikan
bahwa Manajemen Berbasis sekolah (MBS) adalah penyerasian sumber daya yang
dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok
kepentingan yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses
pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk mencapai
tujuan sekolah dalam pendidikan nasional.
§ Menurut Ahmad Barizi
dalam Sri Minarti (2011:52) Manajemen berbasis sekolah merupakan bentuk
alternatif sekolah dalam melakukan program desentralisasi dibidang pendidikan
yang ditandai dengan otonomi yang luas ditingkat sekolah, partisipasi
masyarakat yang tinggi tanpa mengabaikan kebijakan pendidikan nasional.
§ Menurut Edmond yang
dikutip Suryosubroto merupakan alternatif baru dalam pengelolaan pendidikan
yang lebih menekankan kepada kemandirian dan kreatifitas sekolah.
§ Menurut Nurcholis
mengatakan Manajemen berbasis sekolah (MBS) adalah bentuk alternatif sekolah
sebagai hasil dari desentralisasi pendidikan.
§ Pengertian manajemen
menurut Hasibuan merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan tertentu. Definisi manajemen tersebut menjelaskan bahwa untuk
mencapai tujuan tertentu, maka kita tidak bergerak sendiri, tetapi membutuhkan
orang lain untuk bekerja sama dengan baik. Berdasarkan fungsi pokoknya, istilah
manajemen dan administrasi mempunyai fungsi yang sama, yaitu: merencanakan
(planning), mengorganisasikan (organizing), mengarahkan (directing), mengkoordinasikan
(coordinating), mengawasi (controlling), dan mengevaluasi (evaluation).
§ Menurut Gaffar (1989)
mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses
kerja sama yang sistematik, sitemik, dan komprehensif dalam rangka mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
§ Jadi Secara umum, manajemen peningkatan mutu
berbasis sekolah (MPMBS) dapat diartikan sebagai model manajemen yang
memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan
keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah
(guru, siswa, kepala sekolah, karyawan, orang tua siswa, dan masyarakat) untuk
meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional.
3. Sebutkan ciri-ciri MBS
Jawab :
§ Visi dan misi
dirumuskan bersama oleh Kepala Sekolah, Guru, unsur siswa, Alumni, dan
Stakeholder
§ RPS mengacu pada visi
dan misi yang telah dirumuskan
§ Penyusunan RAPBS sesuai
dengan RPS yang disusun bersama oleh kepala sekolah, guru, dan komite sekolah
secara transparan
§ Akuntabel (tanggung
gugat)
§ Otonomi sekolah
terwujud yang ditandai kemandirian dan dinamika sesuai dengan kebutuhan
masyarakat
§ Pengambilan keputusan
dilaksanakan secara partisipatif dan demokratis
§ Terbuka menerima
masukan, kritik, dan saran dari pihak manapun demi penyempurnaan program
§ Mampu membangun
komitmen seluruh warga sekolah untuk mewujudkan visi dan misi yang telah
ditetapkan
§ Pemberdayaan seluruh
potensi warga sekolah dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
§ Terciptanya suasana
kerja yang kondusif untuk peningkatan kinerja sekolah
§ Mampu memberikan rasa
bangga kepada semua pihak (warga masyarakat dan sekolah)
§ Ada transparansi dan
akuntabilitas publik didalam melaksanakan seluruh kegiatan.
4. Mengapa sekolah harus
bermutu
Jawab :
Sekolah harus bermutu
karena sekolah yang bermutu akan mampu mendorong,motivasi minat belajar dan
benar-benar mampu memberdayakan peserta didik, sehingga mampu menghasilkan
lulusan yang memiliki Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan mumpuni serta
memiliki kemampuan yang relevan yang diperlukan dalam kehidupan
pribadi,berbangsa dan bernegara.
5. Apa sebabnya sekolah
saat ini banyak tidak bermutu
Jawab :
§ Rendahnya kualitas sarana fisik
§ Untuk sarana fisik
misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak,
kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak
lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi
tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki
gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan
sebagainya.
§ Rendahnya kualitas guru
§ Keadaan guru di
Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk
menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003
yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian
dan melakukan pengabdian masyarakat.
§ Rendahnya kesejahteraan guru
§ Rendahnya kesejahteraan
guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia.
§ Kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan
§ Kesempatan memperoleh
pendidikan masih terbatas pada tingkat Sekolah Dasar.
§ Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan
Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur.
§ Mahalnya biaya pendidikan
mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku
pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga
Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain
kecuali tidak bersekolah.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar